Pada dasarnya perubahan – perubahan social terjadi, oleh karena anggota
masyarakat pada waktu tertentu merasa tidak puas lagi terhadap keadaan
kehidupannya yang lama. Ada tiga factor penyebab utama dalam perubahan social,
yaitu penimbunan (akumulasi) kebudayaan dan penemuan baru, perubahan jumblah
penduduk dan pertentangan atau konflik.
a.
Penimbunan kebudayaan dan penemuan baru
Timbunan kebudayaan merupakan factor
penyebab perubahan social yang mementingkan kebudayaan dalam kehidupan
masyarakat senantiasa terjadi. Sedangkan penimbunana yaitu suatu kebudayaan
yang semakin lama semakin beragam dan bertambah secara akumulatif. Bertimbunnya
kebudayaan ini oleh Karena adanya penemuan baru dari anggota masyarakat pada
umumnya.
Menurut Koentjaraningrat,
factor-faktor yang mendorong individu untuk mencari penemuan baru adalah
sebagai berikut :
● kesadaran dari orang perorangan
akan kekurangan dalam kebudayaannya.
● kualitas dari ahli-ahli dalam suatu
kebudayaan
● perangsang bagi aktivitas –
aktivitas penciptaan dalam masyarakat.
Terjadi juga pada situasi masyarakat
yang tergolong fanatik terhadap kebudayaan-kebudayaan lama yang tidak mudah
dihilangkan. Tetapi dengan adanya kebudayaan baru, maka terjadi
benturan-benturan kebudayaan, jika kebudayaan baru dianggap lebih besar
fingsinya oleh sebagian besar anggota masyarakat, maka kebudayaan lama akan
ditinggalkan atau lebur menjadi satu dengan kebudayaan baru.
Oqburn dan Nimkoff menyebut penemuan
baru sebagai social invention : yaitu penciptaan pengelompokan dari individu-individu
yang baru, atau penciptaan adat istiadat yang baru, maupun suatu perikelakuan
social yang baru.
Yang terpenting adalah akibat
terhadapa lembaga-lembaga kemasyrakatan, yang kemudian berpengaruh pada
bidang-bidang kehidupan lainnya.
b. Perubahan jumlah penduduk
Perubahan jumlah penduduk juga meupakan penyebab terjadinya perubahan
social seperti pertambahan atau berkurangnya penduduk pada suatu daerah
tertentu. Ditinjau dari sudut pertambahan penduduk misalnya transmigrasi, jika
berjalan secara ideal dengan memperhatikan aspek-aspek social ekonomi, politik,
budaya, dan keamanan, mungkin akan terjadi perubahan yang positif. Artinya
dengan adanya pendatang baru yang terampil dan siap bekerja ditempat yang baru,
maka besar kemungkinan justru tidak hanya sekedar mengutungkan bagi pihak
tramsmigran belaka, konflik budaya, mores, dan ideology selalu menghasilkan
ketidak sesuaian dan juga keresahan social, dan memudahkan terjadinya perubahan
social,
c. Pertentangan atau konflik
Petentangan atara angota-agota masyarakat
dapat terjadi karena perubahan masyarakat yang pesat, sebagaimana dijelaskan
oleh Roucek dan Warren.
Pada saat masyarakat dalam keadaan
konflik, dapat timbul kekecewaan dan keresahan social, maka pada saat itu pula
individu-individu pada umumnya sangat mudah terpengaruh pada hal-hal yang baru.
Contoh konkret, tentang pengangguran sebagai akibat dari kurang tersedianya
lapangan kerja, disamping karena rendahnya mutu pendidikan pada saat demikian
para penganggur resah dan kecewa, padahal proses kehidupan tetap menuntut keras
agar mereka dapat hidup dengan wajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar